Ada kelucuan yang luar biasa menganggap
Negara Federasi Rusia itu adalah Negara Komunis, karena Komunis disana
sudah bubar sejak 1991, Sistem Ekonomi Komunis dan Sistem Pemerintahan
Komunis gagal mengendalikan ekonomi yang saat itu dikuasai barang barang
selundupan, Uni Soviet juga tidak mampu membiayai identitas dirinya
sebagai Negara Adikuasa yang mensponsori revolusi dimana mana, tidak
seperti Amerika Serikat yang masih banyak negara berkembang yang
dikuasainya, Soviet gagal.


Ideologi Putin bukan ideologi Komintern (Komunis Internasional), tapi lebih mirip ideologi Nasionalis Sun Yat Sen, atau juga ideologi Nasionalis Sukarno. Putin beranggapan masa depan dunia adalah masa depan Nasionalis. Inilah kenapa Putin menganggap penjajahan terselubung Inggris dan Amerika Serikat harus dihancurkan.

Zionis-Amerika dibalik Perang Suriah
Kenapa dihancurkan? Putin memandang,
salah satu penyebab gap kekayaan di dunia ini adalah Berlakunya
“Komprador antara Amerika Serikat dan Inggris dengan penguasa
negara-negara berkembang, sehingga negara berkembang sulit maju”.
Dikuasainya blok-blok Perdagangan oleh Amerika dan Inggris juga
menyulitkan negara besar lain untuk berdagang secara fair, padahal
diluar Amerika dan Inggris mulai tumbuh negara negara besar seperti :
Brasil, India, RRC, Rusia, Korea Selatan, Indonesia, Malaysia, Thailand
dan Argentina. Negara negara ini dipersulit dalam membangun perdagangan
bebas, yang secara monopoli sudah dikuasai Amerika Serikat dan Inggris.
Di Timur Tengah, Inggris sudah menguasai sejak lama, saat itu Inggris mendepak Turki Ustmaniyyah dari pengaruhnya di Timur Tengah, Inggris mencaplok Irak, Palestina dan Nejed. Di Nejed Saudi, Inggris kerjasama dengan negara Arab Saudi. Sementara di Israel dengan taktis Inggris melakukan perjanjian Balfour, dimana kemudian muncul apa yang disebut deklarasi Balfour (1917) ialah surat tertanggal 2 November 1917 dari Menteri Luar Negeri Britania Raya/Inggris; Arthur James Balfour, kepada Lord Rothschild (Walter Rothschild, 2nd Baron Rothschild), pemimpin komunitas Yahudi Inggris, untuk dikirimkan kepada Federasi Zionis. Surat itu menyatakan posisi yang disetujui pada rapat Kabinet Inggris pada 31 Oktober 1917, bahwa pemerintah Inggris mendukung rencana-rencana Zionis buat ‘Tanah Air’ bagi Yahudi di Palestina, dengan syarat bahwa tak ada hal-hal yang boleh dilakukan yang mungkin merugikan hak-hak dari komunitas-komunitas yang ada di sana.
Palestina segera ditiadakan, padahal
kemajuan Palestina yang paling pesat justru di jaman Umar Ibn Khattab,
yang kemudian puncaknya di masa Sultah Shalahuddin al-Ayyubi. Disini
Inggris secara sistematik tidak mengakui masa-masa dimana kekuasaan
Islam berkuasa di Timur Tengah, dan juga mencegah agar Palestina tidak
menjadi negara merdeka di kemudian hari. Inggris sengaja menempatkan
Israel sebagai negara “Kantong” Pelabuhan
ekonomi di Timur Tengah, sama dengan waktu Inggris menjadikan Singapura
sebagai Negara kantong di Pelabuhan Singapura.
Rusia melihat bahwa apa yang dilakukan
Amerika Serikat dan Inggris sudah sangat keterlaluan. Di Libya, Amerika
Serikat mendorong kudeta terhadap Kolonel Khadaffi, tapi apa yang
terjadi kemudian Negara Libya bangkrut total, kekacauan dimana-mana. Di
Mesir juga terjadi hal yang sama, kini Suriah dimainkan. Bila permainan
domino dengan selubung demokrasi liberal ini menang, bukan tak mungkin
Amerika akan menghajar seluruh negara berkembang yang mencoba
independen.
Kemudian secara mendadak muncullah negara
ISIS, sebuah negara yang mengaku sebagai Negara Islam, tapi kelakuannya
bikin ngeri, di Irak seorang anggota Parlemen menangis bicara soal
pembantaian ISIS pada suku Yezidi, sementara seluruh dunia diam ketika
ISIS melakukan pemenggalan-pemenggalan kepala.
Amerika Serikat selintas hanya main-main
saja gempur ISIS, bahkan Hillary Clinton menyatakan ISIS adalah negara
hasil buah tangan agen intelijen Amerika Serikat. Putin sendiri hanya
butuh 2 minggu menghancurkan ISIS, sementara Obama sampai dua tahun,
itupun ogah-ogahan.
Amerika Serikat jelas menginginkan minyak timur tengah, setelah menyelesaikan “Angin Demokrasi” ke negara-negara Timur Tengah dan Maghribi, kini Amerika Serikat mengincar Minyak Iran dan jaringannya, lalu isu apa yang paling seksi bisa dimainkan, Amerika tidak lagi melihat isu “Palestina vs Israel” isu “Yahudi lawan Islam”, tapi isu sektarian yang dimainkan sekarang yaitu “Syiah vs Sunni”, pemecahan ini akan membuat negara negara arab gampang digiring ke lembah perpecahan, disinilah kemudian Amerika Serikat terus menjaga konflik di Timur Tengah.
Di sisi lain Putin mulai jengah dengan
permainan Amerika Serikat yang ingin terus mendominasi dunia, yang
akibatnya adalah melemahkan negara-negara lain untuk berkembang.
Kini Putin memberikan pelajaran bagi
dunia, apa artinya pembebasan. Karena setelah Konflik Suriah selesai,
Putin juga berkomitmen membebaskan Palestina, oleh sebab itu negara yang
paling ngeri sama Putin sekarang ini adalah Israel.
Referensi:
https://arrahmahnews.com/2015/10/13/perang-suriah-bongkar-strategi-zionis-amerika-hancurkan-islam-dan-musuhnya/
Referensi:
https://arrahmahnews.com/2015/10/13/perang-suriah-bongkar-strategi-zionis-amerika-hancurkan-islam-dan-musuhnya/