Alquran menceritakan sejumlah
kaum dibinasakan oleh Allah karena melakukan kezaliman dan kemaksiatan
di muka bumi, seperti mengingkari ke-esaan Allah bahkan memusuhi Rasul
yang diutus kepada mereka. Kehancuran dan kematian menjadi balasan atas
kemungkaran dan kemaksiatan yang mereka lakukan sendiri.
"Dan Kami tidaklah menganiaya mereka tetapi merekalah yang menganiaya
diri mereka sendiri, karena itu tiadalah bermanfaat sedikitpun, kepada
mereka sembahan-sembahan yang mereka seru selain Allah, di waktu azab
Tuhanmu datang. Dan sembahan-sembahan itu tidaklah menambah kepada
mereka kecuali kebinasaan belaka" (QS Hud: 100-101)
Sisa-sisa kehancuran mereka pun hingga kini masih bisa disaksikan. Para
peneliti sejarah dan arkeologis telah banyak menemukan keberadaan
kota-kota yang hilang tersebut. Kota-kota ini memiliki ciri sebagaimana
yang disebutkan dalam Kitab Suci Alquran dan manuskrip-manuskrip tua
tentang kaum yang dibinasakan.
Pembinasaan kaum-kaum ini dikisahkan Alquran agar menjadi bahan
pembelajaran untuk kaum-kaum yang hidup di masa setelahnya dan tidak
melakukan kezaliman dan kemaksiatan yang sama. Ada banyak kisah kaum
yang diazab Allah karena kemungkarannya.
1. Kaum Nabi Nuh as
Nabi Nuh berdakwah selama 950 tahun, namun yang menjawab seruan
dakwahnya untuk beriman kepada Allah sangat sedikit. Kebanyakan kaumnya
justru mendustakan bahkan memperolok-olok Nabi Nuh.
Kezaliman dan kemungkaran yang dilakukan kaum Nabi Nuh mengundang azab
Allah. Allah lalu memerintahkan Nabi Nuh dan pengikutnya untuk membuat
bahtera. Mereka pun tidak mengetahui untuk apa bahtera itu dibuat.
Sementara kaumnya yang ingkar, mencomooh tindakan Nabi Nuh membuat
bahtera yang dianggap bodoh.
Saat waktu yang ditentukan tiba, Allah memerintahkan agar Nabi Nuh
beserta pengikutnya dan hewan-hewan berpasang-pasangan untuk menaiki
bahtera tersebut. Allah lalu mendatangkan banjir yang besar. Seluruh
kaum yang ingkar saat itu mati tenggelam. Termasuk istri dan anak Nabi
Nuh.
"Dan sesungguhnya Kami telah
mengutus Nuh kepada kaumnya, maka ia tinggal di antara mereka seribu
tahun kurang lima puluh tahun. Maka mereka ditimpa banjir besar, dan
mereka adalah orang-orang yang zalim." (QS Al- Ankabut: 14)
Nabi Nuh bersama kaumnya yang taat pun selamat setelah berlayar
menggunakan bahtera yang terbuat dari kayu. Setelah berlayar cukup lama,
dikisahkan bahtera Nabi Nuh berlabuh di sebuah daratan tertinggi saat
itu.
"Maka Kami bukakan pintu-pintu
langit dengan (menurunkan) air yang tercurah. Dan Kami jadikan bumi
memancarkan mata air-mata air maka bertemulah air-air itu untuk satu
urusan yang sungguh telah ditetapkan. Dan Kami angkut Nuh ke atas
(bahtera) yang terbuat dari papan dan paku." (QS Al-Qamar: 11-13)
Dalam riwayat disebutkan, air bah yang menenggelamkan kaum Nabi Nuh
ketika itu menutupi juga hampir dua pertiga bumi. Nabi Nuh beserta
dengan pengikutnya yang beriman berhasil selamat dari azab tersebut atas
izin Allah SWT. Namun hingga kini, belum diketahui secara pasti dimana
lokasi berlabuhnya bahtera yang membawa Nabi Nuh dan pengikutnya.
2. Kaum Nabi Hud as
Nabi Hud diutus untuk kaum 'Ad. Mereka mendustakan kenabian Nabi Hud.
Nabi Hud menyeru kepada kaumnya agar mengesakan Allah dan meninggalkan
kemaksiatan yang dilakukan. Namun segala seruan dan ajakan Nabi Hud
berbuah ejekan, cemoohan dan pengingkaran dari bangsa 'Ad.
Kaum 'Ad dikenal sebagai bangsa yang cerdas dan memiliki teknologi untuk
membangun gedung-gedung bertingkat. Namun kehandalan dan kehebatan
mereka menjadikan mereka sombong, berlaku bengis, zalim, dan mengingkari
seruan dakwah yang disampaikan Nabi Hud as.
Akibat kedustaan-kedustaan yang dilakukan bangsa 'Ad, Allah SWT
menurunkan azabnya sangat pedih. Alquran menjelaskan dengan sangat jelas
tantang hal ini.
“Adapun kaum ‘Ad, maka mereka
telah dibinasakan dengan angin yang sangat dingin lagi amat kencang,
Allah menimpakan angin itu kepada mereka selama tujuh malam dan delapan
hari terus-menerus; maka kamu lihat kaum ‘Ad pada waktu itu mati
bergelimpangan seakan-akan mereka tunggul-tunggul pohon kurma yang telah
kosong (lapuk). Maka kamu tidak melihat seorang pun yang tinggal di
antara mereka.” (QS Al Haaqqah, 69: 6-8)
Bukti-bukti reruntuhan peradaban bangsa Ad ditemukan para peneliti Barat
pada tahun 1990-an di sebuah wilayah yang dikenal 'Ubar, di wilayah
Yaman. Menariknya, apa yang mereka temukan sama persis seperti yang
dikisahkan dalam Alquran.
Dr Zarins, seorang anggota tim penelitian yang memimpin penggalian
mengatakan karena menara-menara itu disebut sebagai bentuk khas kota
‘Ubar, dan karena Iram disebut mempunyai menara-menara atau tiang-tiang,
maka itulah bukti terkuat sejauh ini, bahwa situs yang mereka gali
adalah Iram, kota kaum ‘Ad yang disebutkan dalam Alquran:
"Apakah kamu tidak memperhatikan
bagaimana Tuhanmu berbuat terhadap kaum ‘Ad, (yaitu) penduduk Iram yang
mempunyai bangunan-bangunan yang tinggi yang belum pernah dibangun
(suatu kota) seperti itu, di negeri-negeri lain." (QS Al Fajr, 89: 6-8)
3. Kaum Nabi Saleh as
Nabi Saleh diutuskan Allah kepada kaum Tsamud. Misi Nabi Saleh as sama
seperti para nabi lainnya, yaitu menyeru manusia untuk bertauhid
(mengesakan Allah). Namun seruan Nabi Saleh as justru mendapat tantangan
dan cemoohan dari kaumnya, bangsa Tsamud. Bahkan mereka tetap
mempertahankan penyembahan terhadap berhala yang diyakini sebagai
penyembahan warisan nenek moyang.
Kaum Tsamud juga dikenal sebagai bangsa yang cerdas. Jika kaum 'Ad mampu
membangun gedung-gedung tinggi, lain halnya dengan bangsa Tsamud.
Mereka mampu mengubah tebing-tebing dan batu-batu besar menjadi
istana-istana yang megah dan indah. Mereka mampu memahat bebatuan
sehingga menjadi tempat tinggal. Lagi-lagi, kehebatan yang dimiliki
mereka, membuat mereka ingkar dan zalim kepada Allah SWT.
Kaum ini tinggal di dataran bernama "Al Hijr" terletak antara Hijaz dan
Syam yang dahulunya termasuk jajahan dan dikuasai oleh suku Aad yang
telah binasa karena dilanda angin topan yang dikirim oleh Allah sebagai
pembalasan atas pembangkangan dan pengingkaran mereka terhadap dakwah
dan risalah Hud.
Seekor unta betina yang keluar dari celah batu sebagai mukjizat Nabi
Saleh as pun tidak cukup untuk meyakinkan mereka untuk beriman kepada
Allah. Kaum Tsamud justru membunuh unta betina tersebut.
Nabi Saleh memberitahu kaumnya bahwa azab Allah yang akan menimpa di
atas mereka akan didahului dengan tanda-tanda, yaitu pada hari pertama
bila mereka terbangun dari tidur, wajah mereka menjadi kuning dan akan
berubah menjadi merah pada hari kedua dan hitam pada hari ketiga dan
pada hari keempat turunlah azab Allah yang pedih.
Mendengar ancaman azab yang diberitahukan oleh Nabi Saleh, kaumnya malah
merencanakan pembunuhan sebelum azab itu turun. Mereka mengadakan
pertemuan rahasia dan bersumpah bersama akan melaksanakan rencana
pembunuhan itu di waktu malam, di saat orang masih tidur nyenyak.
Rancangan mereka ini dirahasiakan sehingga tidak diketahui dan didengar
oleh siapapun.
Ketika mereka datang ke tempat Nabi Saleh di malam yang gelap-gelita dan
sunyi-senyap jatuhlah di atas kepala mereka batu-batu besar yang datang
dari langit dan yang seketika mereka bergelimpangan di atas tanah dalam
keadaan tidak bernyawa lagi. Demikianlah Allah telah melindungi
rasul-Nya dari perbuatan jahat orang-orang yang ingkar.
Satu hari sebelum hari turunnya azab yang telah ditentukan itu, dengan
izin Allah berangkatlah Nabi Saleh bersama para pengikutnya menuju
Ramalah, sebuah tempat di Palestina, meninggalkan Hijr. Kaum Tsamud
habis binasa ditimpa halilintar yang dahsyat beriringan dengan gempa
bumi yang mengerikan.
Hal ini dikisahkan dalam Alquran di sejumlah ayat.
"Dan sesungguhnya penduduk-penduduk kota Al Hijr telah mendustakan rasul-rasul." (QS Al Hijr: 80)
"Dan (Kami telah mengutus) kepada
kaum Tsamud saudara mereka, Saleh. Ia berkata. “Hai kaumku, sembahlah
Allah, sekali-kali tidak ada Tuhan bagimu selain-Nya. Sesungguhnya telah
datang bukti yang nyata kepadamu dari Tuhanmu. Unta betina Allah ini
menjadi tanda bagimu, maka biarkanlah dia makan di bumi Allah, dan
janganlah kamu mengganggunya, dengan gangguan apa pun, (yang karenanya)
kamu akan ditimpa siksaan yang pedih.” (QS Al A'raf:73)
"Dan ingatlah olehmu di waktu
Tuhan menjadikan kamu pengganti-pengganti (yang berkuasa) sesudah kaum
‘Aad dan memberikan tempat bagimu di bumi. Kamu dirikan istana-istana di
tanah-tanahnya yang datar dan kamu pahat gunung-gunungnya untuk
dijadikan rumah; maka ingatlah nikmat-nikmat Allah dan janganlah kamu
merajalela di muka bumi membuat kerusakan." (QS Al A'raf:74)
"Orang-orang yang menyombongkan
diri berkata: “Sesungguhnya kami adalah orang yang tidak percaya kepada
apa yang kamu imani itu”. (QS Al A'raf:76)
"Kemudian mereka sembelih unta
betina itu, dan mereka berlaku angkuh terhadap perintah Tuhan. Dan
mereka berkata: “Hai Saleh, datangkanlah apa yang kamu ancamkan itu
kepada kami, jika (betul) kamu termasuk orang-orang yang diutus
(Allah)”. (QS Al A'raf:77)
"Karena itu mereka ditimpa gempa,
maka jadilah mereka mayit-mayit yang bergelimpangan di tempat tinggal
mereka." (QS Al A'raf:78)
"Maka Saleh meninggalkan mereka
seraya berkata: “Hai kaumku sesungguhnya aku telah menyampaikan kepadamu
amanat Tuhanku, dan aku telah memberi nasihat kepadamu, tetapi kamu
tidak menyukai orang-orang yang memberi nasihat”. (QS Al A'raf:79)
4. Kaum Nabi Luth as

Umat Nabi Luth terkenal dengan perbuatan menyimpang, yaitu hanya mau
menikah dengan pasangan sesama jenis (homoseksual dan lesbian). Kendati
sudah diberi peringatan, mereka tak mau bertobat. Allah akhirnya
memberikan azab kepada mereka berupa gempa bumi yang dahsyat disertai
angin kencang dan hujan batu sehingga hancurlah rumah-rumah mereka. Dan
kaum Nabi Luth ini akhirnya tertimbun di bawah reruntuhan rumah mereka
sendiri.
“Kaum Luth telah mendustakan
rasul-nya, ketika saudara mereka Luth, berkata kepadamereka “ Mengapa
kamu tiidak bertakwa?”. Sesungguhnya aku adalah seorang rasulkepercayaan
(yang diutus) kepadamu, maka bertakwalah kepada Allah dan taatlah
kepadaku. Dan aku sekali-kali tidak minta upah kepadamu atas ajakan itu;
upahku tidak lain hanyalah dari Tuhan semesta alam. Mengapa kamu
mendatangi jenis lelaki di antara manusia, dan kamu tinggalkan
istri-istri yang dijadikan Tuhanmu untukmu, bahkan kamu adalah
orang-orang yang melampaui batas. Mereka menjawab “Hai Luth,
sesungguhnya jika kamu tidak berhenti, benar-benar kamu termasuk orang
yang diusir”. Luth berkata “Sesungguhnya aku sangat benci kepada
perbuatanmu.“ (QS Asy-Syu'ara 160-168).
“Maka mereka dibinasakan oleh
suara keras yang mengguntur, ketika matahari akan terbit. Maka kami
jadikan bahagian atas kota itu terbalik ke bawah dan Kami hujani mereka
dengan batu belerang yang keras. Sesungguhnya pada yang demikian itu
terdapat tanda-tanda(kebesaran Kami) bagi orang-orang yang meperhatikan
tanda-tanda. Dan sesungguhnya kota itu benar-benar terletak dijalan yang
masih tetap (dilalui manusia)." (QS Al Hijr 73-76)
5. Kaum Nabi Syuaib as
Nabi Syuaib diutuskan kepada kaum Madyan. Kaum Madyan ini dihancurkan
oleh Allah karena mereka suka melakukan penipuan dan kecurangan dalam
perdagangan. Bila membeli, mereka minta dilebihkan dan bila menjual
selalu mengurangi. Allah pun mengazab mereka berupa hawa panas yang
teramat sangat. Kendati mereka berlindung di tempat yang teduh, hal itu
tak mampu melepaskan rasa panas. Akhirnya, mereka binasa.
"Belumkah datang kepada mereka
berita penting tentang orang-orang yang sebelum mereka, (yaitu) kaum
Nuh, 'Aad, Tsamud, kaum Ibrahim, penduduk Madyan dan negeri-negeri yang
telah musnah? Telah datang kepada mereka rasul-rasul dengan membawa
keterangan yang nyata, maka Allah tidaklah sekali-kali menganiaya
mereka, akan tetapi merekalah yang menganiaya diri mereka." (QS
Attaubah: 70)
"(yaitu) ketika saudaramu yang
perempuan berjalan, lalu ia berkata kepada (keluarga Fir'aun): "Bolehkah
saya menunjukkan kepadamu orang yang akan memeliharanya?" Maka Kami
mengembalikanmu kepada ibumu, agar senang hatinya dan tidak berduka
cita. Dan kamu pernah membunuh seorang manusia,lalu Kami selamatkan kamu
dari kesusahan dan Kami telah mencobamu dengan beberapa cobaan; maka
kamu tinggal beberapa tahun di antara penduduk Madyan, kemudian kamu
datang menurut waktu yang ditetapkan hai Musa." (QS Thaaha: 40)
"dan penduduk Madyan, dan telah
mendustakan Musa, lalu Aku tangguhkan (azab-Ku) untuk orang-orang kafir,
kemudian Aku azab mereka, maka (lihatlah) bagaimana besarnya
kebencian-Ku (kepada mereka itu)." (QS Alhajj: 44)
Selain kepada kaum Madyan, Nabi Syuaib juga diutus kepada penduduk
Aikah. Mereka menyembah sebidang padang tanah yang pepohonannya sangat
rimbun. Kaum ini menurut sebagian ahli tafsir disebut pula dengan
penyembah hutan lebat (Aikah)
"Dan sesungguhnya adalah penduduk
Aikah itu benar-benar kaum yang zalim." (QS AlHijr: 78). Penduduk Aikah
ini ialah kaum Syu'aib. Aikah ialah tempat yang berhutan di daerah
Madyan.
"Dan Tsamud, kaum Luth dan
penduduk Aikah. Mereka itulah golongan-golongan yang bersekutu
(menentang rasul-rasul)." (QS Shaad: 13)
"Dan penduduk Aikah serta kaum
Tubba' semuanya telah mendustakan rasul-rasul maka sudah semestinyalah
mereka mendapat hukuman yang sudah diancamkan." (QS Qaaf: 14)
6. Firaun
Kaum Bani Israil sering ditindas oleh Firaun. Allah mengutus Nabi Musa
dan Harun untuk memperingatkan Firaun atas kezaliman yang diperbuatnya.
Nabi Musa dan Harun menyeru agar Firaun beriman kepada Allah swt dan
bersikap adil terhadap rakyatnya. Namun seruan Nabi Musa as bak angin
berlalu. Bahkan Firaun dengan kesombongannya menentang seruan Nabi Musa
dan mengaku sebagai tuhan.
Saat hari yang ditentukam tiba, Allah swt memerintahkan agar Nabi Musa
dan umatnya keluar dari Mesir dengan menyeberangi laut Merah.
Mukjizat yang Allah berikan berupa tongkat yang dapat membelah lautan
menjadi jalan bagi Nabi Musa dan umatnya untuk keluar dan hijrah. Nabi
Musa dan umatnya keluar dari Mesir pada malam hari untuk menghindari
ancaman dari Firaun. Namun kepergian Nabi Musa dan umatnya ternyata
diketahui oleh Firaun. Firaun lantas bersama ribuan bala tentaranya
mengejar Nabi Musa as.
Nabi Musa dan umatnya menyeberangi lautan melalui jalan yang telah
terbentuk. Tatkala Nabi Musa dan umatnya telah tiba di seberang, Firaun
dan bala tentaranya baru mencapai pertengahan jalan. Seketika lautan
yang terbelah itu langsung menutup kembali. Firaun dan bala tentaranya
pun tenggelam di laut Merah.
Allah Maha Besar, jasad dan kereta perang Firaun terjaga dan berhasil
dikeluarkan setelah ribuan tahun terkubur di kedalaman lautan. Hingga
kini jasad Firaun masih bisa disaksikan di museum mumi di Mesir.
"Dan (ingatlah) tatkala Kami
belahkan lautan untuk kamu, maka Kami selamatkan kamu dan Kami
tenggelamkan kaum Fir'aun padahal kamu melihat sendiri." (Al Baqarah:
50)
"Maka pada hari ini Kami
selamatkan badanmu supaya kamu dapat menjadi pelajaran bagi orang-orang
yang datang sesudahmu dan sesungguhnya kebanyakan dari manusia lengah
dari tanda-tanda kekuasaan Kami." (Yunus: 92)
”Dan berkata Firaun kepada
orang-orang di sekelilingnya; ” Hai Pembesar kaumku, aku tidak
mengetahui tuhan bagimu selain aku.” (QS Al Qashas: 38)
sumber:detikRamadan
Post a Comment
Panduan Memberi Komentar
1.Masukan komentar anda
2.Lalu pada kata 'beri komentar sebagai' , pilih account yang anda punya, bagi yang belum mempunyai account pilih Name/url, isi nama anda dan Kosongkan URL atau isi dengan alamat facebook anda(untuk mengetahui alamat facebook anda silahkan login ke facebook dan pilih profile anda, anda dapat melihat alamat Facebook anda di atas, contoh alamat Facebook punya saya http://www.facebook.com/profile.php?id=1823916177
3.dan kemudian Publikasikan
4.Selesai dan anda tinggal menunggu komentar anda muncul
Semoga bermanfa'at.