SEBUT saja namanya Agus. Usianya sudah memasuki kepala lima. Pria ini
mungkin tidak mengira, aksinya beberapa bulan lalu akan menimbulkan
ancaman dari Syiah.
Tiga kepala warga Desa Margamulya, Garut Jawa Barat, termasuk
kepalanya, akan ditembak orang Syiah. Ancaman ini tentu membuat Kota
Dodol yang tenteram berubah jadi mencekam.
Seperti diketahui, Desa Margamulya dikenal dengan sebutan kampung
Syiah di wilayah Garut. Ada kurang lebih 800 orang Syiah di empat RW
desa tersebut.
Ditemui Islampos di Masjid Agung Garut, Agus tampak tidak
ketakutan. Agus bercerita, ancaman itu muncul setelah dirinya bersama
Ketua RW, menggerakkan warga untuk melaporkan keberadaan orang Syiah
kepada polisi. Mendengar laporan warga, polisi malam-malam datang dan
menyeret orang Syiah ke jeruji besi.
Syiah di sana, kata dia, telah meresahkan warga. Mereka mengenakan
pakaian serba hitam, memakai kalung dan anting. Samurai terpajang di
tiap rumahnya.
Berbeda dengan Umat Islam yang mengakui seluruh sahabat Nabi
Muhammad, kelompok Syiah di Garut hanya mengagung-agungkan Sayyidina
Ali. Shalawatnya juga terdengar aneh.
Kewajiban shalat berjamaah dan shalat Jum’at tidak dilaksanakan.
Menurut mereka, warga ”Haram dan Kafir”. Sehingga bila berjumpa warga,
mereka cuek dan tidak menyapa.
“Mereka tidak bersatu dengan warga. Inilah yang meresahkan warga,” tuturnya dengan logat Sunda kepada Islampos, Ahad (30/11).
Lebih lanjut Agus merasa khawatir, karena anak-anak SD dan SMP yang
putus sekolah jadi sasaran utama perekrutan Syiah. Mereka direkrut
dengan cara kumpul-kumpul di rumah, ngobrol-ngobrol, kemudian diberikan
pekerjaan buruh cangkul dan jaga kebun. “Makin dekat, makin dekat,
mereka diimingi permodalan,” jelasnya. Oleh karena itu, dia berharap ajaran-ajaran Syiah di Garut seperti manusia purba yang sudah tidak hidup lagi.
Sementara itu, Wakil Suriyah NU Garut, Kiyai Aceng Abdurahman Al-Qudsi, mengaku prihatin dengan pergerakan Syiah yang mulai unjuk gigi di Garut. Kelompok Syiah sudah cukup berani dan tidak sopan mendatangi pesantren dan tokoh Islam di Garut dan mengatakan “Saya adalah Syiah.”
“Oleh
karena itu, kami perlu sikapi agar umat terjaga dari kesesatan Syiah,”
ujarnya dalam deklarasi Aliansi Nasional Anti Syiah (ANNAS) cabang Garut
bersama ulama, tokoh Islam dan pemerintah di Masjid Agung Garut.
Hingga kini, kasus teror Syiah kepada warga Garut ini sedang
ditangani aparat keamanan bersama ANNAS. Ancaman tersebut, menurut
Sekretaris ANNAS,Tarjono Abu Muas, sebagai bentuk pancingan Syiah.
“Syiah sedang memancing kita supaya terjadi bentrok. Itu yang diinginkan
mereka,” ucapnya. [andi/islampos]
Referensi: https://www.islampos.com/awas-ada-teroris-syiah-di-garut-149629/