Kisah perjalanan Rasullah dari Masjidil Haram ke Masjidil Aqsa lalu
naik ke langit pertama sampai ke langit ketujuh disampaikan oleh para
da'i dengan jelas, terang dan meski kadang disertai guyonan namun makna
dari Isra' Mi'raj itu sendiri tetap dapat dihayati dan diharapkan dapat
diamalkan dengan baik.
Ceramah disertai guyonan dimaksudkan agar
khalayak tak merasa bosan yang tiap tahun selalu pesan serupa
disampaikan. Tentu dai harus pandai mengemas, tanpa harus mengurangi
pesan dari Isra' Mi'raj itu sendiri.
Terlebih bagi anak usia
dini, cerita perjalanan Nabi Muhammad SAW yang ditemani Malaikat Jibril
dengan berkendara Buraq makin mengundang rasa ingin tahu mendalam. Apa
itu malaikat, kendaraan Buraq.
Penjelasan para da'i tenang hal ini
kepada anak-anak biasanya disampaikan dengan lugas. Tentu saja disertai
dialog usai ceramah sehingga penghayatan anak usia belia makin
menyentuh hati.
Di setiap langit, Rasulullah bertemu Nabi-nabi sebelum Nabi Muhammad hingga sampai Langit ketujuh bertemu dengan Nabi Musa a.s.
Nabi Muhammad, dalam kisah tersebut, di setiap perjalanan dilihatkan
pemandangan-pemandangan hingga dilihatkannya Surga dan Neraka. Ketika
itu Rasullah bertanya kepada Malaikat Jibril.
Jibril pun
menjelaskan semua pertanyaan Rasulullah hingga sampailah Nabi Muhammad
menuju ke khadirat Allah S.W.T yang kemudian disebut Sidratul Muntaha.
Shalat 5 Waktu
Rasulullah
ketika menghadap kehadirat Allah tanpa ditemani Malaikat Jibril. Disana
Muhammad diperintahkan segera membawa Amanah Allah untuk Nabi Muhammad
dan umatnya, yaitu shalat 50 waktu dalam sehari semalam.
Lantas, kembalilah Nabi Muhammad SAW dan sesampainya di langit ketujuh beliau bertemu Nabi Musa a.s..
"Wahai Muhammad. Apa yang Engkau bawa dari Tuhanmu ?." kata Nabi Musa.
"Menjalankan Shalat 50 waktu dalam sehari semalam." jawab Nabi Muhammad.
"Kembalilah Engkau pada Tuhanmu dan Mintalah keringanan," kata Nabi Musa.
Nabi Muhammad kembali kehadirat Allah meminta keringanan. Allah pun
meringankan lima waktu jadi tinggal 45 waktu shalat yang harus
dijalankan.
Pulanglah Nabi dan bertemu lagi dengan Nabi Musa.
"Apakah yang dikatakan Tuhanmu,?" tanya Nabi Musa.
"Allah telah memberikan keringanan untukku dan umatku yaitu Shalat 45 waktu," jawab Muhammad.
Dalam kisah ini pula digambarkan Nabi Muhammad SAW mondar-mandir
menghadap Allah untuk meminta keringanan shalat dalam sehari, yang
akhirnya shalat menjadi lima waktu.
"Bagaimana? Apakah Tuhanmu memberi keringanan,?" tanya Nabi Musa.
"Iya," jawab Muhammad.
"Berapa?" "Tinggal lima waktu".
"Kembalilah Engkau pada Tuhanmu dan mintalah keringanan lagi. Sungguh
umat kamu tidak akan kuat," perintah Nabi Musa kepada Muhammad.
Tapi, apa jawaban Nabi. "Wahai Tuan Nabi Musa. Saya malu pada Tuhan,
Saya rela dan biarkanlah Saya ikhlas dan Rido tentang apa yang diberikan
Allah kepada Saya".
Jadi, akhirnya Nabi pun pulang dan membawa
perintah untuk melaksanakan lima waktu Shalat dalam sehari semalam
yaitu, yang sekarang dikenal sebagai shalat Zuhur , Asar, Maghrib, Isya
dan Subuh.
Sejatinya perjalanan Nabi Muhammad, dalam Isra'
Mi'raj itu, adalah untuk menyadarkan kaum kafir Qurais agar percaya
bahwa ajaran yang dibawa Nabi Muhammad itu benar.
Namun, tanggapan
kaum Qurais."Kami tidak percaya tentang apa yang Muhammad ceritakan
pada kami. Karena jarak Antara Masjidil Haram ke Masjidil Aqsa tidaklah
pendek dan tidak pula sampai dalam semalam. "Mereka (kaum Qurais)
menganggap bahwa cerita Nabi Muhammad itu mengada-ngada.
Bukti
kekuasaan Allah Kepala Bidang Pengkajian Alquran Lajnah Pentashihan
Mushaf Al-Qur'an (LPMA) Balitbang Diklat Kementerian Agama, Dr. H.
Muchlis M Hanafi, MA menjelaskan bahwa peristiwa peristiwa itu bukan
hanya suatu bukti kekuasaan Allah yang tiada batas, melainkan jika
mencermati retorika penjelasan Alquran, maka yang bisa ditangkap adalah
suatu pesan dan kesan bahwa peristiwa Isra' Mi'raj merupakan simbol
perpindahan misi kenabian.
Perpindahan misi kenabian yang
dimaksud yaitu dari yang sebelumnya diamanahkan kepada bani Israil
kemudian berpindah kepada bangsa Arab (umat Islam).
Hampir 2.300
tahun misi kenabian dipercayakan kepada bani Israil (Israil adalah nama
lain dari Nabi Ya'qub). Tapi apakah kemudian yang terjadi? Mereka tega
membunuh para nabi, memutarbalikkan, menyelewengkan, serta mengganti
ayat-ayat al-Kitab. Karena itulah, peristiwa Isra' Mi'raj ditandai
dengan penaklukan Baytul Maqdis oleh Rasulullah dalam waktu sekejap di
malam hari, di mana Nabi Musa (salah seorang pemimpin bani Israil) tidak
bisa menaklukkannya kecuali setelah 40 tahun berputar-putar bersama
bani Israil di sekeliling Baytul Maqdis.
Hal ini menunjukkan
bahwa kejadian itu merupakan peristiwa pemindahan misi kenabian dari
kalangan bani Israil kepada bangsa Arab yang berasal dari keturunan
Ismail bin Ibrahim.
Para ulama menyebut bahwa Ismail dan Ishaq
adalah dua bersaudara. Dari Ishaq lahirlah Ya'qub yang melahirkan
keturunan bani Israil, sedangkan Ismail melahirkan keturunan sampai
kepada Nabi Muhammad.
Misi Damai
Maka
peristiwa ini merupakan amanah bagi umat Islam agar umat Nabi Muhammad
bisa mengejawantahkan dan mewujudkan misi kedamaian di tengah-tengah
umat manusia ini.
Kepemimpinan Nabi Muhammad diutus oleh Allah
ke muka bumi untuk memimpin ummat manusia mengenal Tuhan, beramal
shaleh, dan berakhlakul karimah. Tentu tugas itu tidak mudah. Apalagi,
Rasulullah ini harus menghadapi masyarakat Arab Jahiliyah yang tidak
mengenal Tuhan yang sebenarnya.
Di dalam Alqur'an banyak profil
kepemimpinan yang ditampilkan. Dalam surah an-Naml ada kisah yang sangat
populer yang dikenal dengan Ratu Balqis.
Walaupun nama Balqis
itu sendiri tak pernah disebut secara tegas di dalam Al-Qur'an. Di dalam
Alqur'an hanya dijelaskan bahwa perempuan itu adalah seorang ratu yang
berkuasa di negeri Saba. Ada juga seorang pemuda yang dipilih oleh Allah
untuk menjadi pemimpin bani Israil ketika Bani Israil menginginkan
seorang pemimpin yang tangguh yang bisa mengayomi mereka, Allah pun
memilihkan seorang yang bernama Thalut.
Dalam kisah Nabi Yusuf
juga bisa meneladani profil kepemimpinan seorang yang dipercayai untuk
menjadi pengelola perbendaharaan negara, mengelola logistik negara di
saat negeri itu mengalami krisis ekonomi yang berkepanjangan. Dari tiga
kisah yang ditampilkan oleh al-Qur'an ini, bisa mengambil beberapa
pelajaran.
Pertama, bahwa seorang pemimpin harus mempunyai sifat
yang bijak, serta juga harus memiliki keilmuan dan kecerdasan yang
memadai. Kisah Ratu Balqis (ratu Kerajaan Saba) ketika mendapatkan surat
dari Nabi Sulaiman.
Ratu Balqis dan kaumnya adalah penyembah
matahari. Dari surat Nabi Sulaiman itu diketahui bahwa Nabi Sulaiman
menyeru Ratu Balqis agar tunduk kepada Nabi Sulaiman dan mengikrarkan
dirinya tunduk kepada Allah. Saat itu, apakah yang dilakukan oleh Ratu
Balqis? Dia panggil seluruh pembantunya, lalu dikatakannya bahwa ia
telah mendapat surat dari Nabi Sulaiman. Setelah menyampaikan isi surat
Nabi Sulaiman itu, kemudian dia ajak para pembantunya untuk
bermusyawarah.
Hal ini dilakukan karena dia adalah seorang
pemimpin yang tak pernah memutuskan apa pun, kecuali dia bermusyawarah
dahulu dengan para pembantunya. Dia ajak para pembantunya untuk
berdialog. Dia bukan tipe pemimpin yang otoriter.
Sekarang ini
bukan zamannya lagi seorang pemimpin bersikap otoriter. Melalui cara
dialog inilah sekarang bagaimana kepemimpinan itu bisa berjalan dengan
baik. Seperti yang termaktub di surah An-Naml ayat 33 sampai 44,
diceritakan bahwa para pembantunya menyarankan, karena kerajaan mereka
(kerajaan Saba) memiliki kekuatan, maka mereka bisa saja melawan
kerajaan Nabi Sulaiman.
Dengan bijaknya Ratu Balqis memberikan
pertimbangan, bahwa para raja itu kalau sudah masuk ke suatu negeri,
maka yang akan terjadi hanya dua: mereka bisa membuat kerusakan di
negeri itu ataupun mereka akan menguasai negeri itu dengan semena-mena.
Ratu Balqis tentunya tidak menginginkan hal itu terjadi. Dia ternyata
lebih memilih jalan damai. Ratu Balqis pun kemudian menyatakan untuk
mengirimi hadiah saja kepada Nabi Sulaiman, setelah itu menunggu reaksi
darinya.
Seorang pemimpin harus bisa menjaga amanah.
Kepemimpinan adalah suatu tanggung jawab. Kepemimpinan adalah suatu
kontrak sosial yang harus diwujudkan sesuai dengan keinginan orang yang
memberikan kepercayaan itu.
Inilah beberapa pelajaran yang bisa
diambil dari keteladanan yang dikisahkan oleh al-Qur'an melalui
kisah-kisah para pemimpin yang memiliki integritas, keilmuan, amanah,
dan sikap bijak dalam kepemimpinannya.
Berkaitan dengan
kepemimpinan, umat Islam mengemban amanah dan tanggung jawab yang besar
di dunia ini untuk mewujudkan misi kedamaian yang juga menjadi misi
semua agama. Hal ini tak lain karena umat Islam sudah dipilih oleh Allah
untuk menjadi khayra ummah (umat terbaik).
Allah berfirman:
Kamu adalah umat yang terbaik yang dilahirkan untuk manusia, menyuruh
kepada yang ma'ruf, dan mencegah dari yang munkar, dan beriman kepada
Allah. Sekiranya Ahli Kitab beriman, tentulah itu lebih baik bagi
mereka; di antara mereka ada yang beriman, dan kebanyakan mereka adalah
orang-orang yang fasik. (Q.S. Ali `Imrn [3]: 110). (Antara)
Monday, July 22, 2013
0 Kisah Perjalanan Muhammad SAW soal Perintah Shalat 5 Waktu
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
Post a Comment
Panduan Memberi Komentar
1.Masukan komentar anda
2.Lalu pada kata 'beri komentar sebagai' , pilih account yang anda punya, bagi yang belum mempunyai account pilih Name/url, isi nama anda dan Kosongkan URL atau isi dengan alamat facebook anda(untuk mengetahui alamat facebook anda silahkan login ke facebook dan pilih profile anda, anda dapat melihat alamat Facebook anda di atas, contoh alamat Facebook punya saya http://www.facebook.com/profile.php?id=1823916177
3.dan kemudian Publikasikan
4.Selesai dan anda tinggal menunggu komentar anda muncul
Semoga bermanfa'at.