TANDA-TANDA KECIL KIAMAT
Oleh
Dr. Yusuf bin Abdillah bin Yusuf al-Wabil
46. TANAH ARAB KEMBALI HIJAU, DIPENUHI TUMBUHAN DAN SUNGAI-SUNGAI
Dan di antara tanda-tanda Kiamat adalah tanah Arab kembali hijau penuh
dengan tumbuhan dan sungai. Dijelaskan dalam hadits dari Abu Hurairah
Radhiyallahu anhu, bahwasanya Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam
bersabda:
لاَ تَقُومُ السَّاعَةُ حَتَّى تَعُودَ أَرْضُ الْعَرَبِ مُرُوجًا وَأَنْهَارًا.
“Tidak akan tiba hari Kiamat hingga tanah Arab kembali hijau penuh dengan tumbuhan dan sungai-sungai.” [1]
Di dalam hadits ini terdapat dalil bahwa tanah Arab sebelumnya adalah
hijau penuh dengan tumbuhan dan sungai-sungai dan akan kembali seperti
semula.
Imam an-Nawawi rahimahullah berkata mengenai makna kembali menjadi
penuh dengan tumbuhan dan sungai-sungai, “Maknanya adalah -wallaahu
a’lam- sesungguhnya mereka meninggalkan dan enggan (mengurusnya),
sehingga tanah tersebut terabaikan, tidak ditanami juga tidak disirami
dengan air. Hal itu disebabkan oleh sedikitnya kaum pria, banyaknya
peperangan, fitnah yang terus-menerus terjadi, dekatnya Kiamat,
pendeknya cita-cita dan tidak adanya kesempatan dan perhatian untuk hal
itu.” [2]
Menurut saya pendapat an-Nawawi rahimahullah dalam menjelaskan hadits
ini perlu dipertimbangkan, karena tanah Arab adalah padang pasir yang
tidak berair, sedikit tumbuhan, dan kebanyakan airnya berasal dari sumur
juga air hujan, maka ketika tanah tersebut ditinggalkan, sementara
pemiliknya tidak sempat untuk bercocok tanam, maka semua tumbuhannya
akan mati dan tidak kembali menjadi hijau dengan rerumputan dan
sungai-sungai.
Yang nampak jelas dari hadits tersebut bahwa negeri-negeri Arab akan
dilimpahi dengan air yang banyak, sehingga menjadi beberapa sungai,
tumbuh di atasnya berbagai macam tumbuhan sehingga menjadi padang
rumput, kebun-kebun, dan hutan-hutan.
Bukti yang mendukung pendapat ini adalah munculnya di zaman ini
sumber-sumber air bagaikan sungai, dan tumbuh di atasnya berbagai macam
tanaman, dan akan terbukti segala hal yang dikabarkan oleh Nabi
Shallallahu ‘alaihi wa sallam. Mu’adz bin Jabal Radhiyallahu anhu telah
meriwayatkan bahwa Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa salalm bersabda
pada perang Tabuk:
إِنَّكُمْ سَتَأْتُونَ غَدًا إِنْ شَاءَ اللهُ عَيْنَ تَبُوكَ،
وَإِنَّكُمْ لَنْ تَأْتُوهَا حَتَّـى يُضْحِيَ النَّهَارُ، فَمَنْ جَاءَهَا
مِنْكُمْ، فَلاَ يَمَسَّ مِنْ مَائِهَا شَيْئًا حَتَّـى آتِيَ،
فَجِئْنَاهَا وَقَدْ سَبَقَنَا إِلَيْهَا رَجُلاَنِ وَالْعَيْنُ مِثْلُ
الشِّرَاكِ تَبِضُّ بِشَيْءٍ مِنْ مَاءٍ، قَالَ: فَسَأَلَهُمَا رَسُولُ
اللهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: هَلْ مَسَسْتُمَا مِنْ مَائِهَا
شَيْئًا؟ قَالاَ نَعَمْ، فَسَبَّهُمَا النَّبِيُّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ
وَسَلَّمَ ، وَقَالَ لَهُمَا: مَا شَاءَ اللهُ أَنْ يَقُولَ. قَالَ: ثُمَّ
غَرَفُوا بِأَيْدِيهِمْ مِنَ الْعَيْنِ قَلِيلاً قَلِيلاً، حَتَّى
اجْتَمَعَ فِي شَيْءٍ. قَالَ: وَغَسَلَ رَسُولُ اللهِ صَلَّى اللَّهُ
عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فِيهِ يَدَيْهِ وَوَجْهَهُ، ثُمَّ أَعَادَهُ فِيهَا،
فَجَرَتِ الْعَيْنُ بِمَاءٍ مُنْهَمِرٍ أَوْ قَالَ: غَزِيرٍ… حَتَّى
اسْتَقَى النَّاسُ ثُمَّ قَالَ رَسُولُ اللهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ
وَسَلَّمَ : يُوشِكُ يَا مُعَاذُ إِنْ طَالَتْ بِكَ حَيَاةٌ أَنْ تَرَى مَا
هَاهُنَا قَدْ مُلِئَ جِنَانًا.
“Sesungguhnya kalian -insya Allah- akan mendatangi mata air Tabuk
esok hari, dan sesungguhnya kalian tidak akan mendatanginya sehingga
siang sudah meninggi (waktu dhuha). Barangsiapa dari kalian
mendatangi-nya, maka janganlah ia menyentuh airnya sedikit pun hingga
aku tiba.” “Akhirnya kami datang dan ternyata ada dua orang yang telah
menda-hului kami. Mata air itu bagaikan tali sandal yang mengucurkan
sedikit air.” Mu’adz berkata, “Lalu Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa
sallam bertanya kepada keduanya, ‘Apakah kalian berdua telah menyentuh
sedikit dari airnya?’ Keduanya menjawab, ‘Betul,’ kemudian Rasulullah
Shallallahu ‘alaihi wa sallam mencerca keduanya, dan mengatakan berbagai
hal kepada keduanya.’” Mu’adz berkata, “Kemudian mereka menyiduk air
dari mata air sedikit demi sedikit, sehingga air tersebut terkumpul di
suatu wadah.” Mu’adz berkata, “Akhirnya Rasulullah Shallallahu ‘alaihi
wa sallam mencuci kedua tangan juga muka di dalamnya, lalu beliau
mengembalikan air tersebut ke dalam mata air, kemudian mata air itu
memancarkan air dengan jumlah yang sangat banyak,” atau ia berkata,
“Dengan melimpah,” …sehingga semua orang bisa memakainya. Akhirnya
Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, ‘Hampir saja wahai
Mu’adz! Seandainya umurmu panjang, niscaya engkau akan melihat tempat
ini dipenuhi dengan kebun-kebun.’” [3]
[Disalin dari kitab Asyraathus Saa’ah, Penulis Yusuf bin Abdillah bin
Yusuf al-Wabil, Daar Ibnil Jauzi, Cetakan Kelima 1415H-1995M, Edisi
Indonesia Hari Kiamat Sudah Dekat, Penerjemah Beni Sarbeni, Penerbit
Pustaka Ibnu Katsir]
_______
Footnote
[1]. Shahiih Muslim, kitab az-Zakaah, bab Kullu Nau’in minal Ma’ruuf Shadaqah (VII/97, Syarh an-Nawawi)
[2]. Syarh an-Nawawi li Shahiih Muslim.
[3]. Shahiih Muslim, kitab al-Fadhaa-il, bab Mukjizaatun Nabiyyi J (XV/40-41, Syarh Muslim).
47. BANYAK HUJAN DAN SEDIKIT TUMBUH-TUMBUHAN
Diriwayatkan dari Abu Hurairah Radhiyallahu anhu, ia berkata, “Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:
لاَ تَقُومُ السَّاعَةُ حَتَّى تُمْطِرَ السَّمَاءُ مَطَرًا لاَ تُكِنُّ
مِنْهَا بُيُوتُ الْمَدَرِ وَلاَ تُكِنُّ مِنْهَا إِلاَّ بُيُوتُ
الشَّعَرِ.
‘Tidak akan tiba Kiamat hingga langit menurunkan hujan. Rumah-rumah
yang terbuat dari tanah liat tidak akan pernah bisa memberi naungan
darinya kecuali rumah-rumah yang terbuat dari bulu (yakni tidak dapat
menimbulkan tumbuh-tumbuhan yang dapat menutup rumah dari tanah liat
kecuali rumah yang terbuat dari bulu).” [1]
Dan diriwayatkan dari Anas Radhiyallahu anhu, dia berkata, “Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:
لاَ تَقُومُ السَّاعَةُ حَتَّى يُمْطَرَ النَّاسُ مَطَرًا عَامًّا وَلاَ تُنْبِتُ اْلأَرْضُ شَيْئًا.
‘Tidak akan tiba hari Kiamat hingga manusia dihujani dengan hujan secara merata, tetapi bumi tidak menumbuhkan sesuatu.’” [2]
Jika hujan sebagai sebab tumbuhnya berbagai macam tumbuhan di atas
bumi, maka sungguh, Allah Subhanahu wa Ta’ala mampu menjadikan sesuatu
yang dapat menahan sebab tersebut, sehingga tidak bisa memberikan
pengaruh apa pun. Karena Allah Subhanahu wa Ta’ala, Dia-lah yang
menciptakan sebab dan akibat, tidak ada sesuatu pun yang sulit bagi-Nya.
Dijelaskan dalam sebuah hadits dari Abu Hurairah Radhiyallahu anhu,
bahwasanya Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:
لَيْسَتِ السَّنَةُ بِأَنْ لاَ تُمْطَـرُوا وَلَكِنَّ السَّنَةَ أَنْ تُمْطَرُوا وَتُمْطَرُوا وَلاَ تُنْبِتُ اْلأَرْضُ شَيْئًا.
“Bukanlah paceklik itu karena kalian tidak dituruni hujan, akan
tetapi paceklik itu kalian dituruni hujan dan kalian dituruni hujan,
namun bumi tidak menumbuhkan sesuatu.” [3]
[Disalin dari kitab Asyraathus Saa’ah, Penulis Yusuf bin Abdillah bin
Yusuf al-Wabil, Daar Ibnil Jauzi, Cetakan Kelima 1415H-1995M, Edisi
Indonesia Hari Kiamat Sudah Dekat, Penerjemah Beni Sarbeni, Penerbit
Pustaka Ibnu Katsir]
_______
Footnote
[1]. Musnad Ahmad (XIII/291 no. 7554), syarh Ahmad Syakir, beliau berkata, “Sanadnya shahih.”
Tertera pula di dalam kitab Majma’uz Zawaa-id (VII/331), al-Haitsami
berkata, “Diriwayatkan oleh Ahmad, dan perawinya perawi ash-Shahiih.”
Lihat an-Nihaayah/al-Fitan wal Malaahim (I/174) tahqiq Dr. Thaha Zaini.
[2]. Musnad Ahmad (III/140, Muntakhab Kanz).
Disebutkan oleh al-Haitsami, beliau berkata, “Diriwayatkan oleh Ahmad,
al-Bazzar, dan Abu Ya’la… semua perawinya terpercaya.” (Majma’uz
Zawaa-id VII/230).
Ibnu Katsir berkata, “Sanadnya jayyid, akan tetapi mereka tidak
meriwayatkannya dengan jalan ini.” (An-Nihaayah/al-Fitan wal Malaahim),
tahqiq Dr. Thaha Zaini.
[3]. Shahiih Muslim, kitab al-Fitan wa Asyraathus Saa’ah (XVIII/30, Syarh an-Nawawi).
48. SUNAGI FURAT MENAMPAKKAN TIMBUNAN EMAS
Diriwayatkan dari Abu Hurairah Radhiyallahu anhu, bahwasanya Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:
لاَ تَقُومُ السَّاعَةُ حَتَّى يَحْسِرَ الْفُرَاتُ عَنْ جَبَلٍ مِنْ
ذَهَبٍ، يَقْتَتِلُ النَّاسُ عَلَيْهِ، فَيُقْتَلُ مِنْ كُلِّ مِائَةٍ
تِسْعَةٌ وَتِسْعُونَ وَيَقُولُ كُلُّ رَجُلٍ مِنْهُمْ: لَعَلِّي أَكُونُ
أَنَا الَّذِي أَنْجُو.
“Tidak akan tiba hari Kiamat hingga sungai Furat [1] menampakkan
timbunan emas. Manusia saling membunuh karenanya. Dari setiap seratus
orang, terbunuh sembilan puluh sembilan orang. Setiap orang dari me-reka
berkata, ‘Semoga akulah yang beruntung (mendapatkannya).’” [2]
Yang dimaksud dengan timbunan emas ini bukanlah minyak bumi,
sebagaimana pendapat yang dipegang oleh Abu ‘Ubayyah di dalam ta’liqnya
(komentar) terhadap kitab an-Nihaayah/al-Fitan wal Malaahim karya Ibnu
Katsir [3], hal itu berdasarkan berbagai alasan.
Pertama : Nash dalam hadits mengatakan, “Timbunan emas.” Sementara
minyak bumi bukanlah emas secara hakiki, karena emas adalah barang
tambang yang telah dikenal.
Kedua : Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam mengabarkan bahwa air
sungai menampakkan timbunan emas, sehingga manusia bisa melihatnya,
sementara minyak bumi dikeluarkan dari dalam bumi melalui berbagai alat
dengan jarak yang sangat dalam.
Ketiga : Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam memberikan kekhususan
kepada sungai Furat, tidak kepada lautan atau sungai-sungai. Adapun
minyak bumi bisa kita saksikan dikeluarkan dari lautan begitu juga
dikeluarkan dari dalam bumi dan berbagai tempat lainnya.
Keempat : Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam mengabarkan bahwa
manusia akan saling membunuh karena harta simpanan tersebut. Kita tidak
menyaksikan bahwa mereka saling membunuh ketika keluarnya minyak bumi
dari sungai Furat atau selainnya. Bahkan Nabi Shallallahu ‘alaihi wa
sallam melarang orang yang mendatangi harta simpanan tersebut agar tidak
mengambilnya sedikit pun. Sebagaimana dijelaskan dalam riwayat lain
dari Ubay bin Ka’ab Radhiyallahu anhu, dia berkata:
لاَ يَزَالُ النَّاسُ مُخْتَلِفَةُ أَعْنَاقُهُمْ فِي طَلَبِ
الدُّنْيَا… إِنِّيْ سَمِعْتُ رَسُولَ اللهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ
وَسَلَّمَ يَقُولُ: يُوشِكُ الْفُرَاتُ أَنْ يَحْسِرَ عَنْ جَبَلٍ مِنْ
ذَهَبٍ، فَمَنْ حَضَرَهُ فَلاَ يَأْخُذْ مِنْهُ شَيْئًا.
“Senantiasa manusia berbeda-beda lehernya di dalam mencari dunia…
sesungguhnya aku mendengar Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam
bersabda, “Hampir saja sungai Furat kering dan menampakkan timbunan
emas, barangsiapa mendatanginya, maka janganlah ia mengambilnya sedikit
pun.” [4]
Siapa saja memaknai ‘timbunan emas’ dengan minyak bumi, maka
pendapatnya mengharuskan larangan mengambil minyak bumi tersebut,
padahal tidak seorang pun berpendapat demikian. [5]
Al-Hafizh Ibnu Hajar menguatkan bahwa sebab larangan mengambil emas
adalah karena mengambilnya dapat menimbulkan fitnah dan pembunuhan.[6]
[Disalin dari kitab Asyraathus Saa’ah, Penulis Yusuf bin Abdillah bin
Yusuf al-Wabil, Daar Ibnil Jauzi, Cetakan Kelima 1415H-1995M, Edisi
Indonesia Hari Kiamat Sudah Dekat, Penerjemah Beni Sarbeni, Penerbit
Pustaka Ibnu Katsir]
_______
Footnote
[1]. (اَلْفُرَاتُ) dengan huruf Fa yang didhammahkan, setelah huruf ra yang tidak bersyiddah, dan di akhir-
nya huruf ta, ada yang mengatakan: Kata tersebut adalah lafazh asing
yang diarabkan, (اَلْفُرَاتُ) me-nurut bahasa Arab maknanya adalah air
tawar, (اَلْفُرَاتُ) adalah sungai besar, hulunya menurut orang yang
menyangkanya berasal dari Armenia, kemudian masuk ke negeri Romawi
sampai ke Mal-thiyyah, lalu mengalir ke sungai-sungai kecil kemudian
melewati ar-Riqqah, lalu menjadi sungai-sungai yang mengairi perkebunan
di Irak. Bertemu dengan sungai Dajlah di Wasith, lalu keduanya keluar di
teluk Arab (dahulunya laut India).
Lihat Mu’jamul Buldaan (IV/241-242).
[2]. Shahiih al-Bukhari, kitab al-Fitan, bab Khuruujun Naar (XIII/78,
al-Fat-hul), dan Shahiih Muslim, kitab al-Fitan wa Asyraatus Saa’ah
(XVIII/18, Syarh an-Nawawi).
[3]. An-Nihaayah/al-Fitan wal Malaahim (I/208), tahqiq Muhammad Fahim Abu Ubayyah.
[4]. Shahiih Muslim
[5]. Lihat Ithaaful Jamaa’ah (I/489-490).
[6]. Lihat Fat-hul Baari (XIII/81).
49. BINATANG BUAS DAN BENDA MATI BERBICARA DENGAN MANUSIA
Dan di antara tanda-tanda Kiamat adalah binatang buas berbicara dengan
manusia. Benda-benda mati berbicara dengan manusia, dan mengabarkan apa
yang terjadi ketika dia tidak ada. Juga berbicaranya sebagai anggota
badan, seperti paha yang mengabarkan seorang laki-laki terhadap apa yang
dilakukan oleh isterinya ketika tidak bersamanya.
Dijelaskan dalam sebuah hadits dari Abu Hurairah Radhiyallahu anhu, beliau berkata:
جَاءَ ذِئْبٌ إِلَى رَاعِي غَنَمٍ، فَأَخَذَ مِنْهَا شَاةً، فَطَلَبَهُ
الرَّاعِي حَتَّى انْتَزَعَهَا مِنْهُ. قَالَ: فَصَعِدَ الذِّئْبُ عَلَى
تَلٍّ، فَأَقْعَى وَاسْتَذْفَرَ. فَقَالَ: عَمَدْتَ إِلَى رِزْقٍ
رَزَقَنِيهِ اللهُ عَزَوَجَلَ انْتَزَعْتَهُ مِنِّـي. فَقَالَ الرَّجُلُ:
تَاللهِ إِنْ رَأَيْتُ كَالْيَوْمِ ذِئْبًا يَتَكَلَّمُ! قَالَ الذِّئْبُ:
أَعْجَبُ مِنْ هَذَا رَجُلٌ فِي النَّخَلاَتِ بَيْنَ الْحَرَّتَيْنِ
يُخْبِرُكُمْ بِمَا مَضَـى وَبِمَا هُوَ كَائِنٌ بَعْدَكُمْ -وَكَانَ
الرَّجُلُ يَهُودِيًّا- فَجَاءَ الرَّجُلُ إِلَى النَّبِيِّ صَلَّى اللَّهُ
عَلَيْهِ وَسَلَّمَ ، وَأَخْبَرَهُ، فَصَدَّقَهُ النَّبِيُّ صَلَّى
اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ ثُمَّ قَالَ النَّبِيُّ صَلَّى اللَّهُ
عَلَيْهِ وَسَلَّمَ : إِنَّهَا أَمَارَةٌ مِنْ أَمَارَاتٍ بَيْنَ يَدَيِ
السَّاعَةِ، قَدْ أَوْشَكَ الرَّجُلُ أَنْ يَخْرُجَ فَلاَ يَرْجِعَ حَتَّـى
تُحَدِّثَهُ نَعْلاَهُ وَسَوْطُهُ مَا
أَحْدَثَ أَهْلُهُ بَعْدَهُ.
“Seekor serigala mendatangi seorang pengembala domba, lalu (serigala
itu) mengambil seekor domba darinya. Kemudian pengembala itu me-rebutnya
secara paksa darinya.” (Abu Hurairah) berkata, “Serigala itu naik ke
tempat yang tinggi, dia duduk dan menggerak-gerakan ekornya. Dia
berkata, ‘Engkau sengaja mengambil rizki secara paksa padahal Allah Azza
wa Jalla telah memberikannya kepadaku.’ Orang tersebut berkata, ‘Demi
Allah! Aku tidak pernah melihat (pemandangan) seperti hari ini; seekor
serigala dapat berbicara!’ Serigala itu berkata, ‘Yang lebih aneh lagi
adalah seorang laki-laki yang berada di kebun-kebun kurma di antara dua
perkampungan akan mengabarkan kepada kalian segala hal yang telah
terjadi dan yang akan terjadi setelah kalian.’ -Orang tersebut adalah
seorang Yahudi-. Kemudian laki-laki itu datang kepada Nabi Shallallahu
‘alaihi wa sallam, dan mengabarkan kepadanya, maka Nabi Shallallahu
‘alaihi wa sallam membenarkannya, beliau bersabda, “Sesungguhnya ia
adalah salah satu tanda dari tanda-tanda Kiamat. Hampir saja seseorang
keluar, lalu dia tidak kembali sehingga kedua sandalnya dan cambuknya
berbicara kepadanya tentang sesuatu yang dilakukan oleh isterinya di
saat ketidakhadirannya.” [HR. Ahmad][1]
Dan dalam riwayat beliau (Imam Ahmad) dari Abu Sa’id al-Khudri,
kemudian beliau menyebutkan kisah tersebut sehingga dia berkata,
“Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:
صَدَقَ وَالَّذِيْ نَفْسِيْ بِيَدِهِ، لاَ تَقُومُ السَّاعَةُ حَتَّى
تُكَلِّمَ السِّبَاعُ اْلإِنْسَ وَحَتَّـى تُكَلِّمَ الرَّجُلَ عَذَبَةُ
سَـوْطِهِ وَشِرَاكُ نَعْلِهِ وَتُخْبِرَهُ فَخِذُهُ بِمَا أَحْدَثَ
أَهْلُهُ بَعْدُهُ.
“Benar, demi Dzat yang jiwaku berada di tangan-Nya, tidak akan tiba
hari Kiamat sehingga manusia dan binatang-binatang buas berbicara, ujung
cambuk berbicara dengan pemiliknya, demikian pula tali sandal-nya, dan
pahanya memberitakan kepadanya apa yang dilakukan oleh isterinya saat
ketidakhadirannya.”[2]
[Disalin dari kitab Asyraathus Saa’ah, Penulis Yusuf bin Abdillah bin
Yusuf al-Wabil, Daar Ibnil Jauzi, Cetakan Kelima 1415H-1995M, Edisi
Indonesia Hari Kiamat Sudah Dekat, Penerjemah Beni Sarbeni, Penerbit
Pustaka Ibnu Katsir]
_______
Footnote
[1]. Musnad Ahmad (XV/202-203, no. 8049) tahqiq dan syarh Ahmad Syakir, beliau berkata, “Sanadnya shahih.”
[2]. Musnad Ahmad (III/83-84, Muntakhab Kanzul ‘Ummal).
Referensi: https://almanhaj.or.id/758-46-49-tanah-arab-kembali-hijau-banyak-hujan-sedikit-tumbuh-tumbuhan-binatang-buas-berbicara.html
Monday, August 20, 2018
0 Ciri Akhir Zaman Tanah Arab Kembali Hijau. Banyak Hujan Sedikit Tumbuh-Tumbuhan. Binatang Buas Berbicara
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
Post a Comment
Panduan Memberi Komentar
1.Masukan komentar anda
2.Lalu pada kata 'beri komentar sebagai' , pilih account yang anda punya, bagi yang belum mempunyai account pilih Name/url, isi nama anda dan Kosongkan URL atau isi dengan alamat facebook anda(untuk mengetahui alamat facebook anda silahkan login ke facebook dan pilih profile anda, anda dapat melihat alamat Facebook anda di atas, contoh alamat Facebook punya saya http://www.facebook.com/profile.php?id=1823916177
3.dan kemudian Publikasikan
4.Selesai dan anda tinggal menunggu komentar anda muncul
Semoga bermanfa'at.